Wednesday, November 11, 2009

Tak Ada Yang Sempurna


Keputusan menjadi ibu yang bekerja memang tidak mudah. Banyak hal yang harus bisa dimenej sehingga bisa seimbang baik dalam keluarga, maupun dalam profesinya. Banyak hal yang musti dipertanggungjawabkan secara proporsional. Butuh energi yang besar untuk mampu menjaga agar balans.

Aku memang tidak sepakat dengan paham Patriarki, yang mengutamakan kepentingan para lelaki sebagai pemimpin baik dalam rumah tangga maupun bidang yang lain. Sehingga dalam banyak sisi perempuan tidak diperlakukan secara utuh sebagai manusia dengan segala potensi yang patut untuk dikembangkan dan diaktualisasikan. Tapi aku juga bukan seorang feminis. Yang menuntut persamaan hak sebagaimana laki-laki tanpa ada batasan apapun. Bahkan parahnya, kalau laki-laki bisa poligami maka perempuan pun bisa poliandri *boleh juga tuh!! wkwkwk...

Beruntungnya aku karena mempunyai partner yang tidak memasung kreativitas maupun potensi yang ada dalam diriku. Bukan hanya untuk aktualisasi diri, tetapi keyakinan bahwa setiap individu adalah pemimpin. Paling tidak sebagai pemimpin bagi diri sendiri yang kelak akan dipertanggungjawabkan sediri dengan sang Khaliq. Apalagi jika dengan potensinya mampu turut serta mewujudkan tatanan masyarakat yang diridhoi Allah.

Aku mengakui gerak langkahku masih kecil. Dan mungkin juga belum banyak kontribusi yang bisa kulakukan untuk ummat. Semua serba terbatas. Sebagai istri dan ibu, aku masih sangat memerlukan bantuan si embak untuk meringankan tugas di dalam rumah. Sebagai anak, yang ada hanya selalu merepotkan orang tua sejak dalam kandungan sampai setua ini, ampyuuuuunn. Belum lagi label-label lain dalam diri baik sebagai individu maupun makhluk sosial, belum ada hal berarti yang kulakukan.

Hanya hal remeh temeh yang bisa ukerjakan, menemani Arsyad bermain. Menyaksikannya bertumbuh dan berkembang. Bermain bersama anak-anak di sekolah. Menyaksikan mereka mempelajari hal-hal kecil di sekitarnya. Menikmati celoteh polos. Terkadang membayangkan hal indah, Inilah para calon pemimpin bangsa. Atau bahkan bayangan mengerikan, akan jadi apa anak-anakku yang putus sekolah. Jadi gembel, pengemis, preman, sampah masyarakat???? Naudzubillah mindzalik!!!

Menurutku, bagaimanapun juga akar perempuan adalah ranah domestik rumah tangga. Aku sangat memuji seorang perempuan yang mendedikasikan dirinya utuh demi anak-anak dan keluarganya. Bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Tantangan yang setiap hari dihadapi memerlukan energi tingkat tinggi. Kemampuan menangkap perkembangan zaman juga mutlak diperlukan. Untuk anak-anak yang berkualitas unggul diperlukan para ibu yang cerdas!!! Para ibu yang mau belajar terus tanpa mengenal batasan usia. Dan yang paling penting harus ada partner yang selalu siaga!

Ayuuuk belajaaaarrrrr!!!!!

Mlg, 111109

Saturday, July 18, 2009

............

Karena kau begitu indah
karena kau begitu berharga
.............

Thursday, May 7, 2009

Arsyad dan Ayah *_*

Gini nih, kalau ayah sedang asyik di depan kompinya. Sampai-sampai ada Arsyad pun tetep dicuekin. Tapi karena rayuan maut Arsyad, akhirnya si ayah mau juga diajak main. Wakakaka :))
Foto ini diambil 4 bulan yang lalu, saat Arsyad berusia 8 bulan di ruang tv.






Tuesday, May 5, 2009

Terserang Sindrome Malas :(


Wuaaaaaaaahhhh. Lama banget gak bercuap2 curhat di blog ini. Bukan sok sibuk tetapi beberapa bulan terakhir ini memang sedang konsentrasi di beberapa hal. Halah, apologi, tetep saja sok sibuk namanya :D
Tapi sebenarnya faktor paling utama kenapa tak menulis lagi adalah karena terkena sindrome malassss!!!!
Malas, rupanya penyakit tua ini masih seringkali mendominasi. Beraaaat rasanya untuk melawannya. Banyak teman yang menyemangati untuk terus bikin tulisan tapi tetep saja susyeee untuk memulai. Maafin ya, temans :(
Banyak hal yang pingin kuceritakan tapi bingung harus memulai dari mana. Mulai dari cerita tentang kemesraan Arsyad dengan si Miuw, kemesraan Arsyad dengan ayahnya, keikutsertaan Arsyad dalam lomba merangkak beberapa bulan lalu, sampai sibuknya diriku saat wara wiri dalam pemberkasan lanjutan setelah SK turun.
Nanti dehh, habis ini nulis lagi hal2 ringan yang terlakoni setiap hari. Semoga bisa konsisten.
whuaaahhh...nguantuk banget.... bobok dulu aaahh... besok dilanjut lagi

malang, 060501

Saturday, April 4, 2009

Dompet Batik Pria

Ayo semua...lihat-lihat koleksi baruku yuk...kali ini koleksi baruku bertema batik, yaitu dompet batik khusus untuk pria...
ayo ayo..yang sayang suami..sayang suami...pesan dompet ini sebagai hadiah untuk yang tersayang!
untuk pemesanan pm atau sms saja aku di 081584160101
aku tunggu pesanannya ya...







Friday, March 6, 2009

Catatan Mbak Siti......*^*


Mataku menatap televisi namun tidak dengan pikiranku. Aku masih merasakan sakit dan lemas. Bukan hanya fisikku, tetapi batinku. Sinetron “Muslimah” masih terpampang, anak-anak sedang belajar. Nurul putri sulungku kini telah kelas tiga SMP, dia anak yang rajin dan pendiam. Rohmat, putera ke duaku kini kelas lima SD, dia anak yang gesit dan periang. Aah, Tuhan begitu baik memberikanku buah hati yang penurut.

“Kamu sakit, Bu?”
Suara di sampingku sedikit mengagetkanku.

“Ndak apa-apa kok, Pak. Cuma agak capek”
Kulempar senyum ke suamiku.

“Sebaiknya kalau kerja ndak usah dipaksakan, kalau kuatnya sehari kerja di dua tempat ya dua tempat saja. Nggak usah di tiga tempat” Suamiku menasehati

“Ndak apa-apa kok, Pak. Insya Allah masih kuat” kupermanis senyumanku

Suamiku orang yang paling perhatian. Sehari-hari dia melayani reparasi barang-barang elektronik di rumah. Kehidupan kami memang sangat pas-pasan. Hanya cukup untuk keperluan harian yang seadanya, bahkan sering ngebon di warung mbak Minah hanya untuk beli sembako. Karena itulah kuputuskan untuk bekerja, sebagai pembantu rumah tangga. Suamiku sangat keberatan saat aku mengajukan keinginanku untuk bekerja.

“Ndak usah sajalah, Bu”
“Kenapa ndak boleh, Pak?”
“Apa Ibu ndak malu? Jadi pembantu itu bukan cuma capek, tapi harus kuat hati”
“Ndak apa-apa, Pak. Kebutuhan kita semakin banyak. Apa-apa sekarang mahal. Apalagi untuk sekolah anak-anak kita. Kalau hanya dari penghasilan Bapak, ya mana mungkin cukup”
“Tapi, Bu...”
“Tolonglah, Pak. Izinkan Ibu untuk bekerja. Lha ibu ndak punya keterampilan apa-apa, bisanya ya cuma jadi pembantu. Yang penting halal, Pak”
“Ya, sudah. Tapi jangan dipaksakan ya”
“Jangan khawatir, Pak”

Kuberikan senyuman untuk suamiku. Dia memelukku haru. Sampai saat ini sudah dua tahun berjalan. Aku bekerja sebagai pembantu di sebuah komplek perumahan mewah di dekat kampungku. Tugasku setiap hari selayaknya pembantu pada umumnya, menyapu, mengepel, mencuci, menyetrika dan lainnya. Namun aku tidak tinggal menginap, tetapi pulang saat pekerjaanku telah selesai. Sampai sekarang ada lima keluarga yang membutuhkan jasaku. Rata-rata majikanku orang yang baik. Sampai saat ini aku belum pernah bermasalah dengan mereka. Setiap hari aku mampu membatu di tiga tempat. Aku dibayar berdasarkan kedatanganku. Dan alhamdulillah kebutuhan kehidupan keluarga kami agak membaik.

Tapi ada seorang majikan laki-lakiku yang berbeda. Namanya pak Tomi, umurnya kira-kira kepala empat. Istrinya, bu Siska, beliau yang sangat baik. Dadaku terasa sesak saat mengingat kejadian sore tadi. Saat aku sedang menyeterika pakaian di dalam salah satu kamar di lantai bawah. Pak Tomi tiba-tiba masuk ke kamar tempatku menyeterika, pintunya memang terbuka. Semula dia menyapaku ramah.

“Mbak Siti rajin, ya”
“Biasa saja, Pak. Sudah kewajiban” Jawabku sopan
“Mbak Siti sekarang umur berapa?”
“Tigapuluh tiga, Pak”
“Ooh, masih muda ya. Anaknya berapa?”
“Dua, Pak”
“Kelas berapa?”
“Sulung kelas tiga SMP, yang nomer dua kelas lima SD, Pak”
“Sudah besar-besar ya”
Kuberikan senyuman saja. Sampai di sini Pak Tomi masih terkesan ramah dan perhatian.

“Nggak pingin nambah anak, mbak?”
“Ndak, Pak. Dua saja sudah repot”
“Mbak Siti kan masih muda, segar, badannya bagus, pasti suaminya seneng, ya”
Aku merasa tak nyaman mulai dari pembicaraan ini. Tak kujawab pertanyaannya, hanya kulempar senyum saja.

“Beda dengan istriku, payah, mbak. Perempuan kalau sudah habis operasi caesar itu nggak bisa asyik di tempat tidur”
Tak kutanggapi lagi pernyataannya, pernyataan yang tak sepantasnya dilontarkan padaku.

“Kalau Mbak Siti mungkin hebat saat di ranjang ya, hehehe”
Aku mulai risih dengan pembicaraan ini. Apalagi tatapan mata pak Tomi seolah menelanjangiku. Mataku mencari-cari Bu Siska, tetapi tak menemukannya. Mungkin dia masih di kamarnya.

“Hmmm...saya jadi iri sama suamimu, Mbak”
“Saya pingin juga merasakan “permainan ranjang” bareng mbak Siti”
Aku tersentak kaget. Pernyataannya sudah ngawur ngelantur. Aku sudah muak dan merasa dilecehkan.

“Maaf, Pak!”
Sergahku agar pak Tomi tak melanjutkan pembicaraan.

“Mbak Siti semakin menarik kalau melotot begitu, menggairahkan!”

Aku sudah tak sanggup lagi bertahan di dalam kamar itu. Kalau diteruskan, aku akan dilecehkan bukan hanya secara lisan tetapi lebih. Laki-laki ini benar-benar tak menghargai perempuan apalagi yang berjilbab sepertiku. Aku memang pembantu, tetapi tetap punya harga diri. Pakaian seterikaan belum tuntas kuselesaikan. Setengah berlari aku menghambur ke luar kamar. Segera kuambil sapu untuk menyapu ruang tamu, syukurlah kutemukan bu Siska di ruang keluarga. Badanku menggigil, bibirku bergetar. Belum pernah seumur hidupku aku dilecehkan macam ini. Pak Tomi tak berani mendekatiku lantaran aku selalu berada di dekat bu Siska. Kemudian dia masuk ke kamarnya di lantai atas. Segera kutuntaskan pekerjaanku dan pamit pulang kepada bu Siska.

“Maaf bu, lantai atas tidak saya bersihkan, saya agak sakit”
Aku tak berbohong, badanku memang terasa lemas. Terlebih perasaanku.

“Ooh, iya gak papa, mbak Siti. Ini sekalian gaji yang kemarin”
Sambil memberikan amplop berisi gajiku bulan lalu.

“Terimakasih, Bu. Saya pamit”
“Iya, Mbak. Hati-hati ya”

Segera kukayuh sepedaku untuk pulang. Badanku terasa lunglai, bibirku pun masih bergetar. Air mataku mengucur sepanjang jalan. Pernyataan pak Tomi masih terngiang menyakitkan. Dan hari ini kuputuskan terakhir kalinya aku bekerja di rumah itu.

“Mau tak pijitin, Bu?”
Suara suamiku membuyarkan lamunanku. Aah, suamiku yang sederhana dan perhatian. Sengaja kusimpan kisah hari ini sendiri. Aku tak mau melukai hatinya. Saat dia mengetahui hal yang menimpaku hari ini, pasti tak diizinkannya aku bekerja di rumah pak Tomi bahkan di rumah yang lain. Padahal penghasilanku sangat membantu kelangsungan kehidupan keluargaku.
-------------
Aku bangun dalam sepertiga malamku, kuambil air wudlu. Kutumpahkan seluruh kesahku hanya kepadaNya. Kupinta perlindungan dari segala fitnah dan perbuatan keji.

Wednesday, March 4, 2009

Aseeek, dapet Award ^_^


Ups siapa yang dapet Award???? Akyuuu??? Jauuuuuuuh, buuuuk :)) hahaha
Kemarin malam si Ayah pulang dari kantor sambil bawa boneka panda aneh.
"Dari mana nih, Yah?" tanyaku menyelidik, gak biasanya ayah beli boneka segala.
"Dapat hadiah dari kantor" jawab ayah tersipu. (lho kok tersipu???)
"Kok... dalam rangka apa?" tambah penasaran
"Perusahaan ulang tahun, ada award berdasarkan polling di kantor. Nah, aku menang award kategori Paling Pendiam"
Hahaha....Gak heraaaan. Si Ayah tuh emang terkenal paling pendiem di kantornya *menurutku sih jaim* :D hohoho, piss, Yah!

Dalam rangka memeriahkan ulang tahun perusahaan tempat si Ayah bekerja, diadakan polling dengan kategori aneh-aneh yang ditujukan ke sekira seratusan karyawan. Nah si Ayah menang kategori paling pendiam.
Untung aja nggak dapat award kategori paling dekil hihihi. Karena ada salah satu karyawan yang mendapatkan award dengan kategori tersebut. Kalau sampai dapet, mau ditaruh di mana mukaku sebagai istriiiiiiii :(

Malang, Rabu,040309

Monday, March 2, 2009

Wedang Jahe Hangat, hmmm...*^


"Bung..bung..bung.." bukan teriakan orang manggil pemuda selayaknya tahun 60an lho!
Itu bunyi bunyi perutku yang kembung minta ampun. Bukan maagh lho, tapi gara-gara masuk angin *ngira2 sendiri* :D
Gimana gak masuk angin, laah beberapa hari ini malang duingin bianget.
Hujan mengguyur nyaris tanpa henti sejak seminggu terakhir.
"Mana ujan, bechek, gak ada ojhek" menyitir Cita Laura :D hihihi
Alhasil masuk angin deh, badan pegel-pegel, perut kembung.

Celingak-celinguk ngobrak-abrik isi kulkas, aaah, akhirnya nemu beberapa ruas jahe dan kayu manis.
Dapat ide untuk bikin wedang jahe nih.
Segera kukeluarkan kedua bahan itu. Setelah mengupas kulitnya, jahe kucuci lalu kuparut.
Jahe yang telah diparut kurebus bersama dengan kayu manis. Hmm..aromanya sedaap :D
Tapi kayaknya kok masih kurang ya, hmm... sere!!!

Aku segera ke luar rumah untuk mengambil beberapa batang sere.
setahun yang lalu aku menanamnya di depan rumah, semula sih hanya tiga bulir kutancapkan.
Sekarang berubah jadi tiga dompol rimbun banget. Lumayan buat ngusir nyamuk :D hihihi
Sere yang telah kuambil, kucuci lalu dicemplungin ke panci bareng jahe dan kayu manis.
Hmmmm...aromanya tambah suedddappp....*ngiler*

Hmmm....maghrib datang, slruuuup...aahhhh..wedang jahe hangat menjadi minuman pembuka puasa.
Mana hujan-hujan dan duingin begini, nikmat banget deh :D hohoho
Arsyad sudah bobok, si ayah masih di kantor.
Ngeblog ajah aaah...ditemani secangkir wedang jahe hangat plus roti bakar, hmmm nikmat.
Badan jadi anget banget. Nikmatnya lagi, kembungku ilaaaaang.
Hayooo, sapa mau wedang jahe? Ke Malang ajah :P

Wednesday, February 25, 2009

Langit-Langit Desa


Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author: Muhammad Zuhri

Muhammad Zuhri, dalam karya tulisnya kali ini yang berjudul Langit-langit Desa: Himpunan Hikmah dari Sekarjalak.
Buku ini pada tahun 1993 pernah diterbitkan oleh Mizan, pada tahun 2004 diterbitkan oleh Yayasan Barzakh, tahun 2008 diterbitkan oleh Kreasi Wacana Yogyakarta. (Saya hanya memiliki terbitan Mizan dan barzakh, sedangkan terbitan Kreasi Wacana belum dapat.)

Buku ini merupakan himpunan hikmah perjalanan hidup dari Sekarjalak. Sekarjalak adalah desa kecil di wilayah Pati, Jawa Tengah. Di desa inilah penulis tinggal dengan kesibukannya sebagai “pelayan ruhaniah” kepada para tamu tak diundang. Kebanyakan dari mereka adalah para pencari yang tidak pernah menemukan solusi hidup mereka. Penulis yang asal namanya Muhammad bin Zuhri ini, memiliki ciri unik sejak kecil. Yakni menaiki dan turun sepeda dari sebelah kanan. Seolah sebagai isyarat tentang jalan hidupnya kelak.
Buku ini merupakan buah karya yang dituliskan berdasarkan pengalaman dalam perbincangan dengan tetamunnya. Yang saat dibaca ampu memberikan pencerahan serta hikmah yang dapat dipetik oleh pembaca.

Membaca karya ini kita akan selalu merasakan sinar pencerahan dari setiap kata yang tersusun indah. Betapa tidak! Bermula dari ilmu dan Laku Kalinyamat—telanjang berbusana rambut, atau menurut Shinta, “Gelung rusak wor lan kisma” (terurainya gelung sampai rambutnya menyentuh tanah)—yang oleh para zahid di pantai utara disublimasi menjadi: puasa telanjang berjubah janggut.
Lebih lanjut, buku yang ditulis Pak Muh, juga diliputi oleh suasana dzikrullah. Misalnya, “Kalau engkau senantiasa ingat akan samudera, hatimu akan menganggap kecil terhadap kolam air yang engkau miliki,” merupakan kata-kata sederhana tetapi memiliki kedalaman makna. Sehingga pembaca perlu sedikit merenung untuk menangkap isi dan makna yang dikandung.
Bisa dikatakan buku ini begitu mengesankan karena banyak hikmah yang bisa diambil di dalamnya, juga karena penyajiannya yang relatif baik. Buku ini tidak hanya mengajak kita ber-tafakkur dan tadzakur. Melainkan kita bahkan diajak ber-tadzabbur, yakni bermata keibuan­­­­–penglihatan yang dapat melihat anak yang sangat dicintainya meskipun ia tinggal di balik bumi.
Sebagai sebuah buku sastra, di dalamnya banyak terdapat maksud yang tidak mudah dicerna. Sehingga kesan yang didapat kadang masih membingungkan. Maka perlu membaca berulang-ulang untuk memperoleh pemahaman.
Secara keseluruhan buku ini mengandung 144 buah hikmah. Masing-masing hikmah di dalamnya memiliki makna yang berbeda-beda. Diawali dengan hikmah yang berjudul Yang Telanjang Berjubah Janggut, yakni ilmu dan Laku Kalinyamat. Kemudian ditutup dengan hikmah Rahasia Mukjizat. Hikmah terakhir tersebut merupakan pengalaman perbincang-an antara seorang guru dengan wartawan.
Dengan bahasa yang jernih dan sarat makna, buku ini bukan sekadar bacaan waktu luang. Melainkan sebagai bahan renungan para pembaca.

Silakan baca deh :)

Monday, February 23, 2009

Untukmu Segalanya


Category: Books
Genre: Parenting & Families
Author: Karyn Seroussi
Untukmu Segalanya : Perjuangan Ibunda Seorang Anak Autistik Mengungkap Misteri Autisme dan Gangguan Perkembangan Preservasif

Salah satu ungkapan Karyn "Austisme? Aneh sekali, aku merasa tenteram mendengar diagnosis itu. Sungguh menenangkan mengetahui bahwa gangguan yang diderita Miles punya nama. Aku pun sedikit lega karena kegelisahanku selama ini mendapat pengakuan. Tapi, itu tak lama tiba-tiba kurasakan aliran adrenalin yang memuncak. Jantungku pun berdetak lebih kencang".

Ketika Miles didiagnosis menyandang autisme paad usia 19 bulan, Karyn Seroussi bertekad melakukan apa pun agar putranya itu dapat berfungsi sebagaimana anak-anak pada umumnya. Selain menerapkan terapi bicara dan modifikasi perilaku paad Miles, Seroussi juga memberikan sebagian besar energi dan waktunya untuk melakukan riset, mencari pendekatan alternatif.

Menyelisik berbagai makalah kesehatan, membentuk jaringan komunikasi dan konsultasi dengan para orangtua anak autistik, juga berselancar di internet, Karyn dan suaminya yang ahli kimia menemukan bahwa gangguan yang dialami Miles berpangkal dari kerusakan sistem kekebalan tubuh yng muncul beriringan dengan saat vaksinasi. Akibatnya, sistem pencernaan Miles tidak dapat mencerna sejumlah protein tertentu misal kasein (semacam protein susu) dan gluten (semacam protein gandum), dan ini menyebabkan perkembangan otak yang tidak normal. Mereka pun yakin ada hubungan erat antara autisme dan diet. Oleh karena itu, mulailah Karyn dan suaminya bekerja keras - Karyn menerapkan program diet untuk Miles di rumah, sementara sang suami menguji teori mereka di laboratorium tempatnya bekerja.

Untukmu Segalanya merupakan catatan yang menggugah sekaligus menegangkan tentang kegigihan seorang ibu melawan berbagai tantangan - termasuk kemapanan ilmu kesehatan - demi mengupayakan kesembuhan putranya.

Saya baca buku ini sudah lama sekali, saat masih kuliah. Informatif namun tak menggurui. Berasal dari pengalaman pribadi yang ditulis dengan apik oleh Karyn.
Tak ada seorang ibupun yang menginginkan anaknya terkena autisme. Pun juga saya. Agak ngeri membayangkannya. Tapi banyak pelajaran penting yang bisa saya ambil dari buku ini.

Thursday, February 19, 2009

^Si Miuw telah Kembali^


Meooong!!...meooongg!!!
Jeritan Si Miuw membahana dalam rumah. Arsyad sampai terkejut mendengarnya.
Si Miuw masuk rumah dengan melompat dari jendela ruang tamu.
Kondisi Miuw kali ini berbeda dengan biasanya.
Dia tampak lusuh, agak kurus dengan rambut yang tak beraturan.
Suara meongannya tak seperti biasanya. Bukan hanya bernada memerintah, tetapi jeritan histeris.

"Aku pulaaaaang, aku lapaaaar, aku capeeeek!!!!" Kira-kira begitu terjemahannya.
segera kusiapkan makanan super enak, dan susu.
Miuw makan dengan kalap, kalaparan syiih :D hohoho
Dalam sekejab makanannya habis, hanya saja susunya tak mampu dihabiskannya. Kekenyangan barangkali :D hihihi
Ayah Arsyad yang masih dikantor kukabari kalau si Miuw sudah balik lagi.

"Fiuuuh... Syukurlah :)" ujar Ayah Arsyad lega.
Iin, adik ayah Arsyad yang sekarang di Jakarta pun turut lega begitu tahu si Miuw kembali.

Aaah, akhirnya kucing kesayangan Arsyad dan ayah balik juga.
Tiga hari sudah si Miuw tak pulang membuat ayah Arsyad gusar tak karuan.
Saya dan ayah Arsyad sampai keliling kompleks untuk mencarinya, siapa tahu mungkin nyasar atau luka sehingga tak kuat untuk berjalan pulang.
Namun usaha yang kami lakukan nihil.

"Di mana si Miuw, masih hidup gak ya?" gumam ayah cemas.
Memang tak seperti biasanya, Miuw yang tak banyak ulah bisa juga menghilang.
Dibandingkan dengan Induknya, si Puss Elek. Si MIuw bisa masuk kriteria kucing kampung "priyayi".
Jika si Puss Elek punya kegemaran "mengorek" isi tempat sampah, si Miuw sama sekali tak tertarik.
Yang biasa dilakukannya hanya terpekur memandangi ulah simboknya mengais rejeki di tempat sampah.
"Ihh...gak level!!!" Begitu barangkali terjemahan bahasa tubuh si Miuw *sok tahu mode on* :D

Tak tahu apa sebab si Miuw bisa menghilang selama tiga hari.
Kami telusuri sehari sebelum kejadiannya, tak ada yang aneh dngan si Miuw.
Jatah makan juga tak telat diberikan, juga tidak dikurangi.
Hmmmm....Apa mungkin begitu tabiat kucing yang beranjak remaja ya.
Karena sekira setahun yang lalu si Puss Elek pun pernah hilang selama dua hari.
Pulang-pulang dalam keadaan badan kurus kering dan linglung. Ada-ada saja :D hahaha

Temans ada yang tahu gak, kenapa tabiat kucing suka aneh-aneh.
Tapi hebatnya beberapa hari tak pulang, tapi mereka masih bisa kembali lagi.
Padahal mereka kan gak bawa peta ya :D qiqiqiq

NB:
Foto diambil dua jam setelah si Miuw kembali. Kurus ya :( hiks
Untuk tahu cerita sebelumnya tentang sejarah si Miuw dan Sipus Elek, langsung klik dan baca postingan ini "Hikayat Si Puss Elek".

Malang, senin, 160209

Monday, February 9, 2009

Gara-gara Luna Maya


Sabtu kemarin agak terjadi kehebohan di kantor ayah Arsyad.
Apa sebab? Karena si cantik Luna Maya datang.
Siapa coba yang gak kenal Luna Maya.
Artis cantik yang karirnya tengah naik daun ini didaulat menjadi Ikon perusahaan tempat ayah Arsyad bekerja sejak setahun ini.
Dasar anak-anak Malang jarang ketemu artis ibu kota, girang bukan kepalang saat Luna datang :D hehehe

Nah di rumah juga sempat agak heboh, pasalnya ayah Arsyad menolak saat aku mengajaknya ke kantor. Laaah jarang-jarang ketemu artis cantik kaaan... itung2 ketemu kembaran! Gubrakkk!!! *ngaca dooong* :P

"Buat apa, libur kok ke kantor. Mendingan tidur" katanya
"Laaah, kan jarang-jarang , Yah" sanggahku
"Halah, gak penting ah. Males aku." lanjutnya
"Yaaaaahhhh..." Aku mendesah dengan ekspresi agak kecewa *padahal tipu-tipu :P khu khu khu*
"Naaah, kalau yang datang pak Amin Rais, aku mau datang!"
"Huuu... ayah jaim tuh" aku seenaknya nuduh :D hihihi
"Biarin!, emang gak penting kok! Wong cuma Luna Maya aja!" balasnya

Sejujurnya aku sih gak pingin-pingin amat untuk ketemu Luna. Cuma pingin godain ayah ajah. Gimana reaksinya saat ada artis cantik.
Meskipun sebenarnya agak sayang juga sih. Coba bayangin, jarak kantor dengan rumah hanya tiga menitan naik motor, kalau jalan paling cuma sepuluh menitan.
Tapi memang dasar si Ayah sok jaim! :P *piss, Yah*

Sebagai ganti karena ayah tak mau mengajakku ke kantor untuk ketemu artis cantik.
Ayah mengajak aku dan Arsyad ke Tempat favoritnya, Toga Mas.
"Aseeeeekk..." girang dalam hati.
Akhirnya kami bertiga meluncur ke Toga Mas. Arsyad juga kegirangan lihat buku warna warni :D
Alhamdulillah, aku bertemu dengan bukunya Pak Muh yang judulnya "Hidup Lebih Bermakna". Mana buku ini tinggal satu-satunya pula, fiuhhh :-O

Ternyata ganti gak ketemu Luna Maya malah lebih nikmat :D hihihi
Syukurlah ayah Arsyad kekeh gak mau ke kantor, meskipun terus-terusan kuledek "ayah jaim". Tapi sejujurnya aku yang lebih senang :D hohoho

Malang, Ahad 080209

Tuesday, February 3, 2009

Hikayat Rumah Tua


Dinding-dinding yang mulai rapuh
atap-atap yang mulai retak
kayu-kayu yang mulai lapuk
rumput-rumput yang mulai tumbuh liar

masih ku ingat kala itu
rumah ini begitu megah
dinding dan balok-balok kayunya begitu kokoh
atap tampak berkilau menantang sengatan panas dan deras hujan

keyakinan yang terbangun dari sana
semangat yang terbangun dari sana
harap gemilang yang terbangun dari sana
keberanian yang terpupuk dari sana
bahkan rumput tak berani mengganggu
malu-malu ia hanya berani menyembul di pojok-pojok halaman

kini... semua tlah berubah
permukaan...segala... semua beralih rupa
namun entah bagaimana spirit dalam rumah itu
samakah?... bertambahkah?... atau hilang barangkali
tak ada yang tahu persis

cobalah tanyakan hal itu
pada rumput yang menjadi saksi perjalanan
yah... tanyakan!

Smg, ahad, 281203

Sunday, February 1, 2009

Lagi-lagi....


Lagi...
Hari ini ayah Arsyad mudik untuk menyelesaikan beberapa hal penting. Lusa baru kembali. Semoga saja semua urusan lancar dan dapat kembali dengan selamat. Cepet pulang ya, ayah sayang ^_^

Kembali menikmati saat-saat berdua dengan pangeran kecilku, Arsyad, sungguh indah. bermain, bercakap, bercanda berdua. Beruntungnya memiliki pangeran kecil yang pintar. Sejak lahir hingga usia sembilan bulan rewelnya Arsyad bisa duhitung dengan jari. Itupun pasti ada sebab. Mungkin ibu di belahan bumi yang lain sering dibuat begadang oleh buah hatinya. Namun tidak demikian denganku. Aah, beruntungnya aku.

Lagi...
Hari ini Arsyad membuatku terpukau setengah tak percaya setelah dua minggu yang lalu ia melakukan hal yang sama. Tangisku kembali pecah sejadi-jadinya menyaksikan anak-anak Palestin berguguran akibat kebiadaban Israel. Dan lagi-lagi Arsyad menghapus air mataku lalu memelukku erat. Seolah mencoba menghibur,
"bunda, jangan nangis ya?"
Mungkinkah anak sekecil Arsyad mampu mengerti perasaan bundanya sedemikian hingga???

Ahhh....
Lagi-lagi nikmat Tuhan yang mana yang hendak kudustakan...

Malang, ahad, 010209

Monday, January 26, 2009

Sang Penolong


Waaaah, hari ini rumah kontrakanku kinclong, bersih banget. Mulai dari ruang tamu, kamar, sampai dapur rapih jalih. Semua buku tertata rapi di rak buku, lantai mengkilat, dapur bersih, kamar mandi harum, hmmm...serasa di surga :D hihihi. Ada malaikat yang menyulap! :D hehehe bukan, itu semua berkat tangan mbak Nurul. Sang penolong yang datang jam setengah sembilan pagi kemudian jam dua belas siang meneruskan perjuangannya menolong keluarga lain.
Blio mulai datang meringankan pekerjaan rumahku sejak lahirnya arsyad. Kalau aku sendiri waaah repot bianget!!! Tinggal di kontrakan hanya sama suami, Iin (sekarang di jakarta), si Pus Elek. Ditambah jadi ibu baru yang belum berpengalaman tanpa didampingi mertua maupun orang tua kan repot. Tul gak! *cari dukungan hihihi*. Melihat blio yang dengan begitu cekatannya mampu membereskan seabreg pekerjaan rumah membuatku terbengong-bengong. “Kok bisa, ya” batinku. Kalau aku nyuci baju saja paling cepat tiga jam, belum beres-beres yang lain, duh jadi malu aku. Biasa jadi mahasiswa berantakan bin selebor kok ternyata dibawa sampai rumah tangga, ya ampyuuuuun memalukan dunia persilatan!!! *nah lo* Untuuung gak tinggal sama mertua! Mama (mertua) sampai stress punya mantu selebor hihihi.
Sudah sebulan ini mbak Nurul gak datang karena ada hajatan khitan anaknya, lalu disambung dengan sakit karena kecapekan. Naah, sebulan ini rumahku jadi gayaku. Gimana tuh?
Seperti biasa, Semua terletak di tempatnya. Buku-buku ada di tempatnya *versi akyu lho :P* Tempat buku yang benar adalah di tempat tidur, di meja makan, di ruang tv, di kamar rias, dan di rak buku. Harus ada di tempat tdur karena sambil aku menyusui Arsyad yang lagi mabok susu harus ada buku yang nemenin ngobrol, kalau cuma bengong bisa kerasukan doong. Nah, kalau di meja makan, ayahnya Arsyad nih paling gak bisa makan kalau gak ditemenin buku atau komputer :D hehe. Di ruang tv, biasanya tv yang nonton kita yang lagi ngobrol sama buku atau komputer.
Mbak Nurul sampai stress mberesin barang2 yang berserakan *versinya* :D Tapi blio cukup pengertian dengan kebiasaan kami.
Akhir-akhir ini Mbak Nurul sering gak datang karena sakit. Lah dalam seminggu ada lima keluarga yang ditolongnya. Berarti dalam sehari menolong tiga keluarga. Ya ampyuuuunnn, itu badan dipaksa kerja keras tiap hari, belum lagi pekerjaan di rumahnya sendiri. Pantas saja sering sakit. Jadi gak tega akyu *sok baik mode on* . Mulai minggu lalu kuputuskan untuk memintanya datang tiga kali dalam seminggu. Alhamdulillah sejak minggu lalu blio belum sakit lagi sih, semoga sih tidak sakit lagi. Kadang aku suka minder dengan niatan mulia dan kerja keras blio lho. Mengorbankan perasaan, harga diri, dipandang sebelah mata. Padahal jasanya luar biasa.
Untuk Mbak Nurul, trimakasih buaaaaaaaaannnyyyyaaaak ya. Kalau gak ada njenengan di awal kelahiran Arsyad duuuh gak kebayang repotnya kami.

Malang, Senin 260109

Saturday, January 24, 2009

Oda Bumi Anbiya


Marah!!! mengutuk!!! sakit, pilu, kelu, rasa ini campur aduk menjadi satu menyaksikan kebiadaban Israel terkutuk!!! Tak ada bosan mereka tertawa menyaksikan mayat bergelimpangan di bumi Anbiya. Dunia terpasung, tak mampu berkutik hanya bisa menyaksikan kedzaliman berlangsung! Sampai kapan ini akan berlangsung????

Ada lagu yang dulu pernah dinyanyikan penyanyi Malaysia, Siti Nurhaliza. Lagu ini sudah cukup lama tepatnya aku lupa, namun sering kuputar waktu masih kuliah dulu. Lagu tentang kebiadaban Israel di bumi Anbiya. Judulnya "Oda Bumi Anbiya". Mungkin temans sudah ada yang tahu atau bahkan pernah menyanyikan. Berikut saya copykan lyric-nya.
Kalau ingin mendengarkan lagunya klik aja link ini.

Oda Bumi Anbiya

Meringkuk tubuh mungil
di atas pasir berbumbung langit
entah apalah dosanya
rebah dihujam peluru yang tak bermata

Berkawat lasykar angkuh
di balik jentera perisainya
berselendangkan senjata
tiada belas nuraga nun di hatinya

Reff
Dunia bagai pejamkan mata
serta terpasung tangannya
tidak mampu berbuat apa
sedangkan murka meraja
oh....mengapa...

Mengalir darah merah
di atas bumi suci anbiya
laungan intifada
bergema membakar semangat perjuangannya


Allah!!!!!!..............
Segeralah akhiri pertumpahan darah ini!!!!


Malang, Ahad 250109

Sunday, January 11, 2009

Kasihan ya, Israel!!!

Kasihan ya, Israel!!!
bangsa yang tak mengenal cinta,
sehingga selalu menabur nestapa!

Kasihan ya, Israel!!!
bangsa yang tak pernah rasakan bahagia,
sehingga selalu menebar duka!

Kasihan ya, Israel!!!
bangsa yang selalu gundah,
sehingga tak bisa saksikan kedamaian!

Kasihan ya, Israel!!!
bangsa yang sepanjang zaman
selalu gila perang dan pertumpahan darah!

Kasihan ya, Israel!!!

Malang, Kamis, 080109

Friday, January 9, 2009

Kebutuhan Tidur bayi


Kebutuhan tidur bayi kita tentu berbeda dengan kebutuhan tidur orang dewasa. Karena hal ini banyak orang tua bertanya-tanya berapa lamakah tidur yang sehat dan cukup untuk perkembangan bayi sesuai dengan usianya.
Berikut ini panduan kebutuhan tidur bayi secara umum sesuai dengan umur mereka.

@ Lahir hingga 6 atau 7 minggu.
Bayi baru lahir membutuhkan tidur antara 16 s/d 20 jam sehari.

@ 1 s/d 3 Bulan.
Bayi pada tahap ini akan membutuhkan sekitar 8 jam malam hari dan 8 jam siang hari, sehingga total 16 jam sehari.

@ 3 s/d 6 Bulan.
Pada tahap ini, tidur di waktu malam meningkat dan di waktu siang berkurang. Bayi anda akan membutuhkan tidur sekitar 10 jam di waktu malam dan antara 3 sampai 5 jam di waktu siang.

@ 6 s/d 9 Bulan. Bayi pada tahap ini akan tidur lebih panjang lagi di waktu malam. Sekitar 11 jam di waktu malam dan 2 sampai 3.5 jam di waktu siang.

@ 9 Bulan s/d 1 Tahun. Waktu tidur malam stabil sekitar 11 jam, namun waktu siang berkurang menjadi sekitar 2 atau 3 jam.

@ 1 Tahun hingga 18 Bulan. Pada masa ini tidur malam bertambah sekitar 11.5 jam dan tidur siang berkurang menjadi 1 atau 2 Jam dan pola tidur siang ini akan bertahan hingga mereka berumur 4 tahun (atau berhenti disaat mereka sudah tidak lagi tidur siang).

@ 18 Bulan s/d 3 Tahun. Tidur malam akan berkurang sekitar setengah jam setiap 6 bulan sekali, sehingga ketika mereka berumur 3 Tahun bayi akan tidur sekitar 10.5 Jam, dan tidur siang akan tetap sama (1 s/d 2 jam)

Jika bayi temans terlalu banyak tidur (jauh melebihi waktu maksimal panduan diatas) dapat saja itu merupakan pertanda adanya suatu masalah.
Jika bayi temans menolak tidur juga merupakan pertanda ada masalah kesehatan. Jika temans melihat pertanda diatas sebaiknya temans menghubungi ahli kesehatan anak (dokter spesialis anak) untuk mendapat penjelasan dan pemeriksaan lebih lengkap.

Semoga bermanfaat ^_^

Thursday, January 8, 2009

Masa Kadaluarsa Kosmetik


Ini tips untuk temans. Atau istri, saudara, kakak, adik, ibu, tante, calon istri, etc :D hehe. Semoga bermanfaat ya ^_^

@ Alas Bedak dan Concealer
Dua produk jenis ini adalah jenis yang meresap pada kulit. Untuk itu gantilah secara regular setiap 6 bulan sekali. Atau bila bentuknya mulai menggumpal dan baunya aneh

@Make-up mata
Buang pensil alis, eyeliner dan eyeshadow, jika umurnya mencapai satu tahun. Jika bentuknya cair, maka siklus regenerasinya harus dilakukan lebih singkat, yaitu tiap 6 bulan.

@Lipstik
Cek batang lipstik, bila temans melihat semacam titik-titik air, singkirkan produk lipstik itu secepatnya. Apalagi jika lipstik tersebut sudah berusia lebih dari 2 tahun. Lakukan hal yang sama juga jika umurnya masih kurang dari 2 tahun tetapi warna dan bentuknya sudah berubah.

@Bedak tabur
Bedak tabur sudah pasti berbentuk bubuk. Tapi bila bedak ini sudah menjadi gumpalan, berarti sudah waktunya untuk diganti. Atau bisa juga lakukan regenerasi tiap satu tahun.

@Maskara
Walaupun mungkin temans jarang memakainya, tapi gantilah penebal bulu mata tersebut setiap 3 bulan sekali, apalagi bila sudah menggumpal.karena malah akan merusak penampilan dengan gumpalan yang menempel di bulu mata :D hihihi

@Blush-on
Perona pipi ini harus digantisetiap satu tahun sekali. Tapi bisa juga dilakukan lebih cepat bila bentuknya sudah menggumpal, warna berbubah atau berbau.

@Cat kuku
Menyimpan cat kuku dalam kulkas tidak akan memperpanjang usia dan kualitasnya. So segera buang jika cat kuku warna favorit temans telah menggumpal atau malah beku.

Tuesday, January 6, 2009

Tatapan nanar Itu


Tatapan nanar itu...
menghujam menusuk ulu hati
ough....sakkitt...
ditusuk lalu dirobek-robek
hingga darah mengucur deras...
...banjir darah...

Tatapan nanar itu...
tak henti menyoyak-koyakkan hati
membawa serta ratapan pilu
tangisan menyayat...

seorang gadis kecil...
dengan tangan dan kaki gemetar tertunduk lemas
dengan mata bengkak dan suara parau
di samping mayat kakak dan sang ibu bersimbah darah...

Tatapan nanar itu...
tatapan nanar gadis kecil
yang akrab dengan mortir dan dan darah berbau anyir
di Palestin...

lelah ia menangis...
lelah ia menjerit...
hanya sorot mata nanar yang kini nampak...
sorot yang mustinya lembut
berubah nanar, buatku bergidik!!!...

Malang, Selasa, 060109

Monday, January 5, 2009

Hikayat Si Puss Elek


Arsyad berteriak kegirangan menyaksikan si Miuw (kucing) dan adik-adiknya saat bermain. Kenapa namanya Miuw, karena waktu masih kecil suara ngeongannnya bukan “meoooong!!!” tetapi “miuuuuuuw!!!” lucu banget :D Usianya yang baru tujuh bulan kini besar badannya sudah hampir melampaui ibunya, Pus Elek. Badannya yang montok tidak gemuk tetapi tidak kurus. Rambutnya kuning keemasan, gerakan tubuhnya lincah dan agresif. Namun memiliki suara yang bernada galak. Apalagi jika ia merasa lapar. Suaranya bagaikan sang jenderal yang memerinahkan prajuritnya untuk berangkat perang. Mungkin karena si Miuw kucing cowok kali yaa hehehe... :D

Salah satu kegemaran si Miuw saat ini menggoda adik-adiknya, si Keling dan si Burik. Si Keling Bertubuh gendut, rambut berwarna hitam legam. Karena warna rambutnya itulah kami beri nama si Keling. Perangainya mirip sekali dengan si Miuw waktu kecil; lincah, agresif dan defensif apalagi jika didekati manusia sikapnya langsung waspada. Padahal si Keling cewek lho! Tetapi perangainya bagaikan kucing cowok.

Kalau si burik beda lagi, temans pasti bisa menerka kenapa namanya si Burik. Yup!, karena warna rambutnya yang aneh ada warna hitam dan warna kuning tak beraturan bertebaran. Sebutan yang paling cocok ya memang burik, :( hiks sadis!!! Si Burik memiliki karakter yang bertolak belakang dengan saudaranya si Keling. Tubuhnya kurus, perangainya halus lembut tak punya kewaspadaan sama sekali. Dia sangat senang mendekati manusia. Aku selalu teriak ketakutan setiap didekatinya. Karena jujur aku tak suka kucing, geliii hiiiii :( Tapi kok bisa ada banyak kucing di rumahku? Nanti kuceritakan lebih lanjut deh ;)

Naah sekarang cerita tentang biangnya nih. Induk dari si Miuw, si Keling dan Si Burik. Namanya pus Elek. Karena memang elek (jelek) beneran, sumpah!!! Sudah kurus, rambutnya didominasi dengan warna hitam namun ada warna kuning menyembul di sana sini.' Tul!! fisiknya agak mirip si Burik. Sifatnya agresif, tapi suaranya lembut syahdu merayu, senang dekat-dekat manusia dan pesolek! Suka sekali jilat-jilat sampai rambutnya kinclong mengkilap saking bersihnya :D

Masih ku ingat satu setengah tahun yang lalu tepatnya bulan Juli 2007. Waktu itu hari jum'at. Selesai sholat jum'at mas Wahyu (ayah Arsyad) dan Iin (adik mas Wahyu) mampir pulang ke rumah. Biasa, sekalian makan siang di rumah (sekarang Iin pindah kerja di Jakarta). Yang lain dari biasanya adalah Iin menggendong seekor anak kucing kampung yang jeleknya gak ketulungan!!! Sambil cengar cengir mereka berdua menjelaskan padaku kalau mulai sekarang mereka mengadopsi anak kucing tersebut. Aku yang memang gak suka kucing protes tapi hasil voting sudah ditetapkan. Anak kucing itu menjadi anak angkat kami. Anak kucing yang kemudian kami namai si Pus Elek telah menawan hati mas Wahyu dan Iin. Dengan perbandingan 2:1 aku kalah telak :( hiks... Sejak saat itu rumah kami ramai dengan meongan kucing.

Kenapa Iin dan mas Wahyu benar-benar kepincut sama si Pus Elek. Awal mulanya si Puss Elek kecil suka datang ke kantor Iin dan mas Wahyu. Anak kucing kampung, liar dan jelek. Tetapi tak seperti kucing liar lainnya. Si Puss Elek kecil ini suka sekali mengendus-endus kaki oarang-orang di kantor termasuk Iin dan mas Wahyu. Kalau orang-orang yang lainnya cuek saja bahkan risih saat didekati si Puss Elek kecil (mungkin aku juga begitu :D hehe) tetapi beda dengan mereka berdua.
“Menurutku dia manis, El!” kata Iin
“Meskipun tampangnya memang jelek, tapi dia tetap bisa bersih. Kasihan kalau sampai mati kelaparan” lanjutnya.
“Iyo, lha urusan nyowo je, mesakke!” Sambung mas Wahyu sambil ngelus-elus si Pus Elek.

Berdua kakak beradik itu memang agak aneh. Di kantor mereka dikenal pribadi yang Syerem alias jaim! Eeeh...ternyata lembut dan romantisss...tiss...tis...kalau sama kucing! Urusan dengan kucing, aku pasti kedapatan jadi pemeran antagonis, terkesan bengis :( hiks seddih... Apalagi si kecil Arsyad juga ternyata sangat menyukai kucing, komplitlah kesendirianku dalam dunia kucing. Apakah sekarang aku sudah mulai berani pegang kucing. Jawabannya tetap tidaaak!!! Aku masih tetap geli, apalagi kalau kakiku diendus-endus waaaa!!!....geliiiii!!!....hiiiii....:(

Malang, Senin, 050109

Sunday, January 4, 2009

Gara-gara Batuk


Sudah lima hari ini batukku tak kunjung sembuh. Berbagai obat tradisional maupun yang dari dokter sudah kutelan, tetapi masih saja tak mau hilang. Kalau hanya untuk aku sih gak masalah, tetapi anakku Arsyad yang kukhawatirkan bisa tertulari. Tiap hari memakai masker membuatku agak sulit bernapas, tapi apa boleh buat :(. Dengan itupun Arsyad masih bisa tertular. Sudah dua hari ini dia batuk-batuk kecil. Maafkan bunda ya, sayang.

Aku yang baru punya seorang anak saja sudah dibuat kelimpungan saat anakku sakit. Tak bisa kubayangkan bagaimana perasaan dan kerepotan yang dialami oleh Bu Salim tetangga depan rumahku yang punya enam orang anak dan masih kecil-kecil. Suaminya, Pak Salim bekerja sebagai supir angkot jurusan Arjosari-Gadang Malang. Seminggu yang lalu Bu Salim cerita padaku keenam anaknya terserang batuk pilek bergantian. Secara bergantian sudah diperiksakan dan dimintakan obat ke Puskesmas tetapi hingga sekarang mereka masih belum sembuh. Duuuh, kasihan sekali...

Arsyad memang termasuk anak yang jarang sakit. Mungkin juga karena ASI sehingga daya tahan tubuhnya lumayan bagus. Namun lima bulan yang lalu saat dia umur tiga bulan pernah membuatku stress berat lantaran diare yang tak kunjung sembuh. Waktu itu gara-gara dehidrasi akibat diare dia sampai diopname empat hari di rumah sakit. Pupnya diperiksa di lab, ternyata banyak bakteri yang terkandung. Aku menyalahkan diriku sendiri yang merasa tak becus menjaga anak :(

Pulang dari rumah sakit, Arsyad kembali diare. Kembali pupnya kami periksakan di lab. Ternyata terdapat bakteri Enterobachter Sp. Karena tak disebutkan speciesnya apa jadi aku dan ayah Arsyad hanya menerka bahwa ada kemungkinan bakteri yang menyerang Arsyad adalah Enterobachter Sakazakii yang ramai diperbincangkan di media. Bakteri mengerikan yang terkandung di susu formula bayi. Dokter anak juga mempunyai dugaan yang sama. Karena Arsyad sempat minum susu formula selama sebulan sebelum ASIku lancar ke luar. Kemungkinan selama ini bakteri sudah bersarang di tubuh namun karena daya tahan bagus sehingga bakteri tak menyerang. Namun saat kondisi badan drop, merajalelalah si bakteri jahat itu. Kejam!!!! hiks :(

Hal lain yang dihadapi ibu baru setelah melahirkan adalah perjuangan untuk mengeluarkan ASI. Aku memang termasuk salah satu dari ibu yang beruntung karena masih dapat memberikan ASI eksklusif kepada buah hatiku sampai sekarang. Namun hal ini tak kuperoleh dengan mudah. Setelah melahirkan ASIku tak mau ke luar, sakit luar biasa kurasakan di payudara. Tapi yang lebih sakit adalah hatiku. Hatiku berontak menyaksikan anakku minum susu sapi dari botol sintetis. Padahal Allah telah menciptakan dua “botol” sempurna untuk anakku, mengapa jadi mubadzir begini :( Kupaksa bayi Arsyad untuk tetap ngenyut “botol”ku sampai memerah mukanya lalu menangis karena capek tetapi ASI tak mau ke luar. Arsyad menangis, akupun ikut menangis. Tapi aku terus melakukannya setiap hari demi munculnya ASI. Ditambah pula kugunakan pompa manual untuk membantu melancarkan keluarnya ASI. Hampir putus asa rasanya karena lelah, lecet, merah, sakit fisik dan batin bercampur aduk. Tujuh hari kemudian keluar cairan bening agak kekuningan, alhamdulillah lega sekali rasanya. Kulanjutkan ritualku hingga sebulan kemudian Arsyad tak lagi membutuhkan susu formula dari botol. Horeee... aku menaaaang :D

Batuk yang sudah diderita Arsyad dua hari ini masih membuatku gusar. Tapi yang membuatku tetap bisa tersenyum adalah lantaran tawa ceria yang masih menghiasi wajah mungilnya. Mungkin temans berpendapat aku terlalu over protectif, aaah gitu saja kok dikuatirin. Tapi cobalah mengerti sedikit yang kurasakan. Karena itulah, karena aku tak mau buah hatiku menderita. Karena aku tak mau matahariku tak bersinar ceria. Karena aku tak mau titipan Allah yang paling berharga sampai terlantar.

Untuk matahariku, cepat sembuh ya, sayang :)

Malang, ahad, 040109

Thursday, January 1, 2009

Penghujung Tahun


Desah nafas teratur buah hatiku terdengar begitu merdu. Merasakan hadirnya menghadirkan gelora bahagia tak tergambar. Kian hari Arsyad kian tumbuh menggemaskan. Tahun baru 1430 Hijriyah kami nikmati berdua. Memamerkan gusinya yang belum menyembulkan gigi tiap bundanya selesai salam dari sholat. Bersenandung sholawat berdua, romantis ya :D. Ayah Arsyad mudik untuk menyelesaikan beberapa hal penting. Termasuk menyelesaikan titipanku juga sih :D Trimakasih ya ayah, sayang.

Bermain di depan komputer sambil mendengarkan adzan adalah kegemarannya. Adzan kuputar berulang-ulang tapi dia tetap tidak bosan. Berlagak seperti orang dewasa dia pukul-pukul keyboard, lucu sekali. Hari-hari berjalan begitu cepat. Tak terasa Arsyad sudah berumur 8 bulan. Padahal rasanya baru sehari yang lalu aku melahirkannya. Masih kuhapal betul detik-detik membahagiakan saat menunggu kehadirannya. Subhanallah, Engkau memang Indah, Allah.

Malam ini tahun Masehi tlah berganti. 2009 cukup tua ya. Hingar bingar suara kembang api terdengar dari luar. Parahnya, tetangga depan rumah juga merayakan dengan menyalakan petasan. Arsyad sampai terbangun dari tidurnya lalu menangis lantaran kaget. Haaah... orang-orang yang aneh. Kenapa mesti membuang uang untuk merayakan sesuatu yang tak perlu. Bukankah pergantian tahun sama saja dengan bergantinya hari. Tak ada artinya dirayakan kalau toh dalam menjalani hari tetap sama saja! Masih Hedonis, masih egois, masih materialis!

Padahal hari ini aku mendapatkan dua berita duka sekaligus. Yang pertama siang tadi aku mendapat sms dari iparku Iin. Dia mengabarkan bahwa putera teman kami Ika yang baru berusia satu tahun telah meninggal. Betapa Ika dan keluarganya telah menikmati pergantian tahun dengan ratapan pilu di tengah hingar bingar perayaan! Allah, ampuni kami.
Yang ke dua, beberapa menit setelah pergantian tahun. Temanku Arya tengah bersiap memperjuangkan hidupnya demi kesembuhannya atas kanker otak dan kanker hati. Esok dia akan terbang ke Ghuangzhou, China untuk operasi. Semoga Allah memberikan keselamatan dan kesembuhan baginya.

Ironis! Saudara2 kita di Ghaza yang telah menerima kekejian!.... aahhh...lidahku mulai kelu! maaf aku tak sanggup melanjutkan kata-kata lagi.

Allah, berikan keadilan untuk kami ummatmu yang dholim!
Yang tak sanggup lagi bedakan kesenangan dan kedukaan.!
Yang tak sanggup lagi bedakan gulita dan benderang!
yang tak sanggup lagi mendengarkan jerit bumi yang terus saksikan pertumpahan darah!
yang tak sanggup lagi mendengar jerit tangis pilu anak yatim!

Lalu kudengar lagi desah napas teratur buah hatiku. Darinya kutemukan keindahan dan bahagia. Sekaligus kengerian luar biasa. Akankah kusanggup menjaga amanatMu yang luar biasa? Allah, beri hamba percikan kekuatanMu. Agar sanggup kutapaki jalan...

Penghujung tahun... akhirnya hanyalah permainan waktu...

Malang, Kamis, 010109