Sunday, January 4, 2009

Gara-gara Batuk


Sudah lima hari ini batukku tak kunjung sembuh. Berbagai obat tradisional maupun yang dari dokter sudah kutelan, tetapi masih saja tak mau hilang. Kalau hanya untuk aku sih gak masalah, tetapi anakku Arsyad yang kukhawatirkan bisa tertulari. Tiap hari memakai masker membuatku agak sulit bernapas, tapi apa boleh buat :(. Dengan itupun Arsyad masih bisa tertular. Sudah dua hari ini dia batuk-batuk kecil. Maafkan bunda ya, sayang.

Aku yang baru punya seorang anak saja sudah dibuat kelimpungan saat anakku sakit. Tak bisa kubayangkan bagaimana perasaan dan kerepotan yang dialami oleh Bu Salim tetangga depan rumahku yang punya enam orang anak dan masih kecil-kecil. Suaminya, Pak Salim bekerja sebagai supir angkot jurusan Arjosari-Gadang Malang. Seminggu yang lalu Bu Salim cerita padaku keenam anaknya terserang batuk pilek bergantian. Secara bergantian sudah diperiksakan dan dimintakan obat ke Puskesmas tetapi hingga sekarang mereka masih belum sembuh. Duuuh, kasihan sekali...

Arsyad memang termasuk anak yang jarang sakit. Mungkin juga karena ASI sehingga daya tahan tubuhnya lumayan bagus. Namun lima bulan yang lalu saat dia umur tiga bulan pernah membuatku stress berat lantaran diare yang tak kunjung sembuh. Waktu itu gara-gara dehidrasi akibat diare dia sampai diopname empat hari di rumah sakit. Pupnya diperiksa di lab, ternyata banyak bakteri yang terkandung. Aku menyalahkan diriku sendiri yang merasa tak becus menjaga anak :(

Pulang dari rumah sakit, Arsyad kembali diare. Kembali pupnya kami periksakan di lab. Ternyata terdapat bakteri Enterobachter Sp. Karena tak disebutkan speciesnya apa jadi aku dan ayah Arsyad hanya menerka bahwa ada kemungkinan bakteri yang menyerang Arsyad adalah Enterobachter Sakazakii yang ramai diperbincangkan di media. Bakteri mengerikan yang terkandung di susu formula bayi. Dokter anak juga mempunyai dugaan yang sama. Karena Arsyad sempat minum susu formula selama sebulan sebelum ASIku lancar ke luar. Kemungkinan selama ini bakteri sudah bersarang di tubuh namun karena daya tahan bagus sehingga bakteri tak menyerang. Namun saat kondisi badan drop, merajalelalah si bakteri jahat itu. Kejam!!!! hiks :(

Hal lain yang dihadapi ibu baru setelah melahirkan adalah perjuangan untuk mengeluarkan ASI. Aku memang termasuk salah satu dari ibu yang beruntung karena masih dapat memberikan ASI eksklusif kepada buah hatiku sampai sekarang. Namun hal ini tak kuperoleh dengan mudah. Setelah melahirkan ASIku tak mau ke luar, sakit luar biasa kurasakan di payudara. Tapi yang lebih sakit adalah hatiku. Hatiku berontak menyaksikan anakku minum susu sapi dari botol sintetis. Padahal Allah telah menciptakan dua “botol” sempurna untuk anakku, mengapa jadi mubadzir begini :( Kupaksa bayi Arsyad untuk tetap ngenyut “botol”ku sampai memerah mukanya lalu menangis karena capek tetapi ASI tak mau ke luar. Arsyad menangis, akupun ikut menangis. Tapi aku terus melakukannya setiap hari demi munculnya ASI. Ditambah pula kugunakan pompa manual untuk membantu melancarkan keluarnya ASI. Hampir putus asa rasanya karena lelah, lecet, merah, sakit fisik dan batin bercampur aduk. Tujuh hari kemudian keluar cairan bening agak kekuningan, alhamdulillah lega sekali rasanya. Kulanjutkan ritualku hingga sebulan kemudian Arsyad tak lagi membutuhkan susu formula dari botol. Horeee... aku menaaaang :D

Batuk yang sudah diderita Arsyad dua hari ini masih membuatku gusar. Tapi yang membuatku tetap bisa tersenyum adalah lantaran tawa ceria yang masih menghiasi wajah mungilnya. Mungkin temans berpendapat aku terlalu over protectif, aaah gitu saja kok dikuatirin. Tapi cobalah mengerti sedikit yang kurasakan. Karena itulah, karena aku tak mau buah hatiku menderita. Karena aku tak mau matahariku tak bersinar ceria. Karena aku tak mau titipan Allah yang paling berharga sampai terlantar.

Untuk matahariku, cepat sembuh ya, sayang :)

Malang, ahad, 040109

3 comments:

Anonymous said...

hemmmm, aku juga berfikir bigitu. Sepertinya ribet banget. But untuk cinta, sepertinya tidak akan rumit.Kayaknya sekarang mesti nyari orang yang bisa dipercaya menjaga sinarnya sang matahari deh Bunda. Kan bentar lagi punya kesibukan baru....

Anonymous said...

nyambung komentar pertama, nyari orang yang dipercaya gampang, tapi kalo bisa, juga se-ASI-ASI-nya ya!

wawanjuga

elly fithriyanasari said...

Untuk tante Puput, iya nih te. Semoga bisa dapet yang bagus dan bisa dipercaya. Doain ya :)
Untuk Paklek Wawan, ide bagus tuh! Apa sama biyung Indah aja kali ya :D hahaha...