Thursday, January 1, 2009

Penghujung Tahun


Desah nafas teratur buah hatiku terdengar begitu merdu. Merasakan hadirnya menghadirkan gelora bahagia tak tergambar. Kian hari Arsyad kian tumbuh menggemaskan. Tahun baru 1430 Hijriyah kami nikmati berdua. Memamerkan gusinya yang belum menyembulkan gigi tiap bundanya selesai salam dari sholat. Bersenandung sholawat berdua, romantis ya :D. Ayah Arsyad mudik untuk menyelesaikan beberapa hal penting. Termasuk menyelesaikan titipanku juga sih :D Trimakasih ya ayah, sayang.

Bermain di depan komputer sambil mendengarkan adzan adalah kegemarannya. Adzan kuputar berulang-ulang tapi dia tetap tidak bosan. Berlagak seperti orang dewasa dia pukul-pukul keyboard, lucu sekali. Hari-hari berjalan begitu cepat. Tak terasa Arsyad sudah berumur 8 bulan. Padahal rasanya baru sehari yang lalu aku melahirkannya. Masih kuhapal betul detik-detik membahagiakan saat menunggu kehadirannya. Subhanallah, Engkau memang Indah, Allah.

Malam ini tahun Masehi tlah berganti. 2009 cukup tua ya. Hingar bingar suara kembang api terdengar dari luar. Parahnya, tetangga depan rumah juga merayakan dengan menyalakan petasan. Arsyad sampai terbangun dari tidurnya lalu menangis lantaran kaget. Haaah... orang-orang yang aneh. Kenapa mesti membuang uang untuk merayakan sesuatu yang tak perlu. Bukankah pergantian tahun sama saja dengan bergantinya hari. Tak ada artinya dirayakan kalau toh dalam menjalani hari tetap sama saja! Masih Hedonis, masih egois, masih materialis!

Padahal hari ini aku mendapatkan dua berita duka sekaligus. Yang pertama siang tadi aku mendapat sms dari iparku Iin. Dia mengabarkan bahwa putera teman kami Ika yang baru berusia satu tahun telah meninggal. Betapa Ika dan keluarganya telah menikmati pergantian tahun dengan ratapan pilu di tengah hingar bingar perayaan! Allah, ampuni kami.
Yang ke dua, beberapa menit setelah pergantian tahun. Temanku Arya tengah bersiap memperjuangkan hidupnya demi kesembuhannya atas kanker otak dan kanker hati. Esok dia akan terbang ke Ghuangzhou, China untuk operasi. Semoga Allah memberikan keselamatan dan kesembuhan baginya.

Ironis! Saudara2 kita di Ghaza yang telah menerima kekejian!.... aahhh...lidahku mulai kelu! maaf aku tak sanggup melanjutkan kata-kata lagi.

Allah, berikan keadilan untuk kami ummatmu yang dholim!
Yang tak sanggup lagi bedakan kesenangan dan kedukaan.!
Yang tak sanggup lagi bedakan gulita dan benderang!
yang tak sanggup lagi mendengarkan jerit bumi yang terus saksikan pertumpahan darah!
yang tak sanggup lagi mendengar jerit tangis pilu anak yatim!

Lalu kudengar lagi desah napas teratur buah hatiku. Darinya kutemukan keindahan dan bahagia. Sekaligus kengerian luar biasa. Akankah kusanggup menjaga amanatMu yang luar biasa? Allah, beri hamba percikan kekuatanMu. Agar sanggup kutapaki jalan...

Penghujung tahun... akhirnya hanyalah permainan waktu...

Malang, Kamis, 010109

4 comments:

Anonymous said...

Hidup tak selamanya lurus dan halus. Itulah seninya. Karena tak lurus dan tak halus itulah, kita bisa tahu jenis batu, jenis rumput, bisa temukan tanah kotor, keras atau kotoran hewan yg tercecer, bisa berteduh di pohon rindang jika lelah, memetik buahnya jika rimbun dan membuat topi dr daun pohon. Pelajari hidup, ialah dengan cara mempelajari kejadian2 sekitar kita. Trimakasih bu elly atas doanya. Semua telah ada di catatan-Nya

Anonymous said...

ada suka...ada duka... namun semuanya hanya memiliki satu arti, bhwa semuanya adalah ujian bagi hamba-hamba-Nya. Semoga kita bisa menyikapi semuanya dengan sikap seorang hamba yang dicintai-Nya.

elly fithriyanasari said...

Untuk Arya, selamat berjuang teman! Kembalilah ke tanah air dengan kondisi yang berbeda. Sehat!

Untuk Novi, hanya ada satu kata, sepakat!!!

Anonymous said...

untuk orang yang merayakan tahun baru!
Masyarakat Indonesia, telah diterpa beragam bencana. Selain bencana alam, Kedzoliman telah mereka rasakan baik yang dilakukan oleh penguasa, kaum pemodal, maupun kekuatan2 lain yang berbentuk kemiskinan, penggusuran, kelaparan dan kesulitan2 hidup yang lain.
Biarlah, biarlah mereka tersenyum gembira. Tatkala setahun mereka mengalami kesedihan dan nestapa. Mungkin setahun sekali rakyat merasakan itu. Seperti kita lihat, tahun baru adalah pesta yang murah untuk berbahagia. Seraya berharap, tahun ini lebih bak. Meski, kita dapati juga kemubadziran & hedonisme yang tak perlu.

sangwawan