Monday, January 5, 2009

Hikayat Si Puss Elek


Arsyad berteriak kegirangan menyaksikan si Miuw (kucing) dan adik-adiknya saat bermain. Kenapa namanya Miuw, karena waktu masih kecil suara ngeongannnya bukan “meoooong!!!” tetapi “miuuuuuuw!!!” lucu banget :D Usianya yang baru tujuh bulan kini besar badannya sudah hampir melampaui ibunya, Pus Elek. Badannya yang montok tidak gemuk tetapi tidak kurus. Rambutnya kuning keemasan, gerakan tubuhnya lincah dan agresif. Namun memiliki suara yang bernada galak. Apalagi jika ia merasa lapar. Suaranya bagaikan sang jenderal yang memerinahkan prajuritnya untuk berangkat perang. Mungkin karena si Miuw kucing cowok kali yaa hehehe... :D

Salah satu kegemaran si Miuw saat ini menggoda adik-adiknya, si Keling dan si Burik. Si Keling Bertubuh gendut, rambut berwarna hitam legam. Karena warna rambutnya itulah kami beri nama si Keling. Perangainya mirip sekali dengan si Miuw waktu kecil; lincah, agresif dan defensif apalagi jika didekati manusia sikapnya langsung waspada. Padahal si Keling cewek lho! Tetapi perangainya bagaikan kucing cowok.

Kalau si burik beda lagi, temans pasti bisa menerka kenapa namanya si Burik. Yup!, karena warna rambutnya yang aneh ada warna hitam dan warna kuning tak beraturan bertebaran. Sebutan yang paling cocok ya memang burik, :( hiks sadis!!! Si Burik memiliki karakter yang bertolak belakang dengan saudaranya si Keling. Tubuhnya kurus, perangainya halus lembut tak punya kewaspadaan sama sekali. Dia sangat senang mendekati manusia. Aku selalu teriak ketakutan setiap didekatinya. Karena jujur aku tak suka kucing, geliii hiiiii :( Tapi kok bisa ada banyak kucing di rumahku? Nanti kuceritakan lebih lanjut deh ;)

Naah sekarang cerita tentang biangnya nih. Induk dari si Miuw, si Keling dan Si Burik. Namanya pus Elek. Karena memang elek (jelek) beneran, sumpah!!! Sudah kurus, rambutnya didominasi dengan warna hitam namun ada warna kuning menyembul di sana sini.' Tul!! fisiknya agak mirip si Burik. Sifatnya agresif, tapi suaranya lembut syahdu merayu, senang dekat-dekat manusia dan pesolek! Suka sekali jilat-jilat sampai rambutnya kinclong mengkilap saking bersihnya :D

Masih ku ingat satu setengah tahun yang lalu tepatnya bulan Juli 2007. Waktu itu hari jum'at. Selesai sholat jum'at mas Wahyu (ayah Arsyad) dan Iin (adik mas Wahyu) mampir pulang ke rumah. Biasa, sekalian makan siang di rumah (sekarang Iin pindah kerja di Jakarta). Yang lain dari biasanya adalah Iin menggendong seekor anak kucing kampung yang jeleknya gak ketulungan!!! Sambil cengar cengir mereka berdua menjelaskan padaku kalau mulai sekarang mereka mengadopsi anak kucing tersebut. Aku yang memang gak suka kucing protes tapi hasil voting sudah ditetapkan. Anak kucing itu menjadi anak angkat kami. Anak kucing yang kemudian kami namai si Pus Elek telah menawan hati mas Wahyu dan Iin. Dengan perbandingan 2:1 aku kalah telak :( hiks... Sejak saat itu rumah kami ramai dengan meongan kucing.

Kenapa Iin dan mas Wahyu benar-benar kepincut sama si Pus Elek. Awal mulanya si Puss Elek kecil suka datang ke kantor Iin dan mas Wahyu. Anak kucing kampung, liar dan jelek. Tetapi tak seperti kucing liar lainnya. Si Puss Elek kecil ini suka sekali mengendus-endus kaki oarang-orang di kantor termasuk Iin dan mas Wahyu. Kalau orang-orang yang lainnya cuek saja bahkan risih saat didekati si Puss Elek kecil (mungkin aku juga begitu :D hehe) tetapi beda dengan mereka berdua.
“Menurutku dia manis, El!” kata Iin
“Meskipun tampangnya memang jelek, tapi dia tetap bisa bersih. Kasihan kalau sampai mati kelaparan” lanjutnya.
“Iyo, lha urusan nyowo je, mesakke!” Sambung mas Wahyu sambil ngelus-elus si Pus Elek.

Berdua kakak beradik itu memang agak aneh. Di kantor mereka dikenal pribadi yang Syerem alias jaim! Eeeh...ternyata lembut dan romantisss...tiss...tis...kalau sama kucing! Urusan dengan kucing, aku pasti kedapatan jadi pemeran antagonis, terkesan bengis :( hiks seddih... Apalagi si kecil Arsyad juga ternyata sangat menyukai kucing, komplitlah kesendirianku dalam dunia kucing. Apakah sekarang aku sudah mulai berani pegang kucing. Jawabannya tetap tidaaak!!! Aku masih tetap geli, apalagi kalau kakiku diendus-endus waaaa!!!....geliiiii!!!....hiiiii....:(

Malang, Senin, 050109

7 comments:

Hasan said...

Wah... keren banget, banyak puisinya. Langka sekali ada juru rias pengantin pandai berpuisi... Keep posting yah mbak Elly

Anonymous said...

Jangan terlalu merendah ah. Sejak aku pindah ke Jakarta, Mbayu Elly kan jadi tokoh protagonis-nya. Beliin ikan juga ngurapke maem. Tuh Miuw mpe gendut, montok. Ga beda ma Arsyad yang selisih sebulan. Sama-sama gendut dan montok. ;)

Di balik segala kekurangan fisiknya, Pus Elek memang manis kok. *membela diri mode on*
Tipe pesolek. Penganut falsafah 'Biar lapar asal kinclong' :D Bahkan setelah dua kali melahirkan tubuhnya langsing-langsing aja tho?

Toh warna bulu Tuhan yang memberi, apalah daya kucing itu.
Sayangnya dia termasuk golongan kucing-cewek-bodoh! Mau-maunya sama kucing-penjahat-kelamin-jelek!
Meski demikian, Pus Elek adalah penyelamatku dari musibah beku kedinginan ;)

elly fithriyanasari said...

@ Hasan
Trimakasih, jadi tersanjung akyu :D
Biasa aja, masih jauh dari keren dan pandai kok :(

@ Iin
Lho kok akyu malah jadi kayak malaikat penolong di dunia perkucingan :D hehehe, fitnah!!!
miss you, tante ^0^

Anonymous said...

emang lu nggak cemburu sama suamimu el? kan perhatianya terbelah (mendua geto). Jangan2 eli kalah cantik dibanding.............. (luna maya)

elly fithriyanasari said...

@SangWawan
Adduuuuh makaciiihhh... Akyu dah dibilang secantik Luna maya :D mau ngaca dulu aaahh...hahaha

Anonymous said...

Tulisan yang kucing iki renyah banget jeng, ngakak aku bacanya hehehe... kalau puisi sih aku ga tahu, kadar baik buruknya, maklum sejak hidup di kota besar, hatiku jadi sekeras batu..-)

elly fithriyanasari said...

@ Muhammads
Syukurlah kalau masih bisa dinikmati syukur2 bisa ngilangin stress :D
Padahal kalau dulu njenengan gak maksa aku ikut workshop mgkn aku gak berani nulis looh, makasih ya ma Syukur ^_^