Saturday, December 27, 2008

Di mana Rasa?

Manusia dengan harti bertoreh luka
sesalnya...tak lagi terasakan
sakit, nyeri, getir, hampa...
kekosongan jiwa
luka itu kian menganga, tampak darah mengucur
tapi...
tak jua terasa...
wow,... jangan-jangan....
dalam kegalauannya
ia menyusuri lorong-lorong gelap
semakin pekat tanpa pelita
tertatih...
manusia dengan hati bertoreh luka...
tak tahu mengapa..
tak tahu apa sebab...
entah kemana sang “rasa”
dia terus mencari
melotot tajam
menyibak setiap tabir
menggeledah setiap tempat
di mana duhai “rasa”
dalam lelahnya, ia pasrah
tiba-tiba “rasa” muncul
pelan-pelan menghampirinya
disambutnya dengan riang
manusia dengan hati bertoreh luka
kembali mendapat “rasa”
meski pahit, ia lega

Smg, Senin, 110803

1 comment:

Setiawan Muhdianto said...

yah, manusia2 yang mengakut modern tapi teralienasi dan jauh dari ke"diri"annya. Manusia harus menemukan "rasa" bukan sekedar "rasa", tapi "rasa" yang hakiki! ah mbuh lahw
tapi, iki kan puisi jadul! ketoknya Eli bar kawin dadi ora produktif! Lha saiki, lu dah dapat temukan "rasa" belum!